Sabtu, 10 Januari 2009

Kelangkaan Premium

Wapres: Kelangkaan Premium karena Pengusaha Panik
Liputan6.com, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Sabtu (3/1), menilai meluasnya kelangkaan premium di berbagai daerah diakibatkan para pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) panik. Kepanikan terkait isu harga premium yang kabarnya akan turun awal Januari ini.

Selain itu, kata Kalla, masa libur yang panjang juga ditengarai menjadi penyebab kurangnya pasokan. Meski demikian, Wapres menegaskan akan meminta keterangan Pertamina seputar kelangkaan premium.

Sejak dua hari terakhir pengguna kendaraan di Jakarta sulit memperoleh premium. Padahal, Pertamina menjanjikan Jumat petang masalah ini sudah teratasi. Menurut sekretaris Pertamina Toharso, ada tiga hal yang menyebabkan kekurangan premium. Pertama adanya isu harga premium turun lagi, sehingga banyak SPBU tidak menebus premium karena takut merugi.

Kedua, adanya upgrade sistem pelayanan secara online yang membutuhkan penyesuaian. Banyaknya bank yang tutup di akhir tahun sehingga pengelola SPBU kesulitan melakukan pembayaran juga menjadi sebab [baca: Premium Masih Langka di Jakarta].

Kelangkaan bahan bakar minyak juga terjadi di Pekalongan, Jawa Tengah. Sejak pagi sampai kemarin petang, premium dan pertamax dari Pertamina tak juga dikirimkan ke SPBU-SPBU. Warga pun kesulitan mendapatkan bahan bakar. Tidak sedikit pemilik kendaraan harus mendorong kendaraan mereka yang kehabisan bahan bakar.

Seorang pengelola SPBU mengatakan, kekosongan premium akibat Pertamina belum mencairkan pesanan. Ini terkait perubahan sistem yang sedang dilakukan Pertamina. Ia masih bersikap menunggu dan belum berani meminta tambahan pasokan karena khawatir kembali merugi bila harga bbm kembali turun.

SPBU yang kehabisan premium antara lain SPBU Kajen, Wonopringgo, dan Medono. Di Jalur Pantura perbatasan Pekalongan-Batang, selain kehabisan premium, SPBU Baros juga tak punya pertamax.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)

0 komentar:

 
Corat-Coret © 2008 Template by Exotic Mommie Illustration by Dapina